Sebelum kita beranjak lebih jauh, maka sebelumnya saya mau mengajak anda
untuk mengenal jenis-jenis pembangkit yang ada di Dunia saat ini.
Bila kita melakukan klasifikasi dari sisi bahan bakar, maka pembangkit
akan dibagi menjadi beberapa jenis yang anda pasti sudah familiar:
• Batubara
• Nuklir
• Gas
• Panas Bumi
• Biogas
• Matahari
• Air
• Surya
• Sampah
• Angin
• Ombak
Bila kita melakukan klasifikasi berdasarkan penggerak utamanya, maka akan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Turbin uap
Turbin gas
Turbin air
Reciprocating engine
Berdasarkan pengalaman, hampir semua pembangkit yang saya kunjungi
biasanya digerakkan oleh turbin uap. Yang berbeda hanya pada bahan bakar
pembuatan uapnya. Beberapa menggunakan batubara untuk memanaskan
fluidanya, beberapa menggunakan gas, dan yang sekarang sedang menjadi
perdebatan, adalah menggunakan nuklir sebagai bahan bakar pemanasan uap.
Pada kesempatan ini kita hanya akan membahas mengenai Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) sesuai dengan judul dari postingan ini.
Prinsip kerja PLTA ini sangat sederhana, air dibendung agar
dapat dialirkan dari ketinggian tertentu dengan pipa . Tujuannya adalah
untuk meningkatkan energi potensialnya. Semakin tinggi suatu benda dari
permukaan bumi, maka energi potensialnya semakin besar.
Dengan energi potensial yang tinggi maka laju aliran air di ujung pipa
akan tinggi pula. Apabila diameter pipa tidak berubah (semua pipa
diameternya sama) maka kita dapat menentukan laju aliran air tersebut:
Dengan demikian kita juga dapat menentukan debit airnya:
Daya listrik yang dihasilkannya adalah:
Namun, tidak semua energi potensial dari air diubah menjadi energi listrik. Oleh karena itu kita mengenal konsep efisiensi:
Dengan demikian daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air adalah:
0 komentar:
Posting Komentar